Latest update January 29th, 2018 5:48 PM
Home » Liputan » Strategi Jitu Memenangkan Pasar E-Commerce
Untuk memperoleh awareness cukup besar di masyarakat dibutuhkan aktivitas marketing yang sangat gencar. Hal inilah yang dilakukan oleh OLX yang dengan gencar beriklan di YouTube, GoogleAd, dan Facebook. Yang menarik adalah selain menggunakan digital channel sebagai sarana untuk beriklan, OLX juga gencar beriklan di televisi. Terkait awareness, TVC masih menjadi alat promosi yang cukup efektif untuk memperkenalkan produk baru dalam waktu relatif cepat. Selain gencarnya aktivitas marketing, OLX juga konsisten di semua media iklannya dengan tagline “Cara Tepat Jual Cepat”.
Mendirikan e-commerce sendiri tentunya membutuhkan kesiapan infrastruktur IT serta jalur distribusi. Ketika marketer memutuskan untuk membangun website e-commerce sendiri, faktor yang penting adalah infrastruktur IT serta kesiapan internal tim. Infrastruktur IT dimaksud di sini adalah bagaimana membangun jaringan antara warehouse untuk ketersediaan stock, fim marketing, bagian distribusi, serta bagian customer service. Proses bisnis pun perlu dibangun agar tidak ada tumpang tindih antara bagian. Service level agreement (SLA) antar bagian pun perlu di-set up sehingga produk bisa sampai di tangan konsumen sesuai dengan yang dijanjikan.
Ada dua kelemahan e-commerce dibandingkan dengan offline shopping yang belum dapat diakomodir oleh pelaku e-commerce. Kelemahan utama yaitu faktor “trust”, dan yang kedua adalah faktor pengalaman. Faktor trust meliputi penipuan berupa produk tidak dikirim, produk tidak sesuai gambar yang dijanjikan, serta produk telat dikirimkan. Yang perlu dilakukan oleh pelaku e-commerce untuk menciptakan trust dari konsumennya adalah memastikan produk dan layanan yang mereka berikan memenuhi prinsip reliability dan recovery.
Prinsip reliability yaitu perusahaan e-commerce harus memastikan bahwa produk dan layanan yang mereka berikan terstandar dengan sangat baik. Produk harus seperti yang divisualisasikan di website, kualitas produk baik/tidak rusak, metode pembayaran aman dan mudah, dan pengiriman barang harus tepat waktu. Pada prinsip kedua, recovery, perusahaan harus mampu mengembalikan kerugian yang diterima konsumen akibat kesalahan yang diakibatkan oleh perusahaan sendiri. Kerugian ini misalkan berupa fasilitas retur untuk produk yang tidak sesuai atau pemberian gimmick akibat produk yang dikirimkan tidak tepat waktu.
Faktor kedua yaitu e-commerce saat ini belum mampu memberikan pengalaman seperti berbelanja secara offline. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2009 mengungkap bahwa beberapa konsumen yang melakukan e-commerce merasa tetap membutuhkan bantuan dari pegawai toko. Beberapa konsumen tetap butuh belanja langsung ke toko untuk memenuhi kebutuhan sosial serta sebagai sarana hiburan. Sebagai contoh, seorang perempuan ingin membeli sepatu. Ukuran sepatu, warna, model, dan harga sepatu dapat diperoleh dengan jelas di website e-commerce, tetapi kenyamanan sepatu serta apakah sepatu tersebut cocok ketika dipakai belum dapat ditawarkan oleh e-commerce. Tantangannya adalah bagaimana e-commerce mampu memberikan pengalaman bagi konsumennya.
Sebuah perusahaan software, Goertz, menawarkan solusi dengan menyediakan augmented reality. Tubuh konsumen di-scan kemudian ditampilkan dalam sebuah layar dengan visualisasi memakai sepatu yang mereka inginkan. Saat ini mungkin biayanya masih mahal, tetapi tidak menutup kemungkinan augmented reality akan lebih mudah dan affordable untuk diaplikasikan di masa mendatang. Alternatif lain yaitu membuat visualisasi produk di website e-commerce berupa video, yang secara biaya akan lebih terjangkau. Pengalaman lain yang dapat ditawarkan yaitu menjalin relationship dengan customer melalui pengiriman e-mail ucapan terima kasih seteiah customer membeli suatu produk, memberikan kupon potongan harga, dan mengirimkan soft reminder untuk customer yang sudah lama tak berbelanja.
Perusahaan e-commerce yang mampu memberikan pengalaman serta membangun kepercayaan customer akan mengikat mereka menjadi loyal customer. Loyalitas pelanggan tentunya menjadi hal yang sangat penting mengingat perpindahan konsumen dari satu website e-commerce ke website lain hanyalah sebatas jarak konsumen dari gadget mereka. Dengan mampu mengikat konsumen menjadi loyal customer, perusahaan e-commerce akan terhindar dari perang harga dan mampu meningkatkan profitabiltas.
Jan 29, 2018 0
Aug 20, 2015 0
Aug 21, 2015 0
Aug 24, 2015 0
Aug 25, 2015 0
Aug 26, 2015 0
Jan 29, 2018 0
Jan 29, 2018 0
Jan 26, 2018 0
Jan 24, 2018 0
Jan 21, 2018 0
Jan 20, 2018 0
Nov 30, 2017 0
Bisnis Iklan di Mobil – Kegigihan I Gede Rio Harta...Sep 13, 2017 0
Bisnis Wisata Online Tripdixi – Tripdixi mulai...Aug 04, 2017 0
Technopreneur di Bidang Big Data – Menjadi eksekutif...Jul 14, 2017 0
Bisnis Nada Panggil Pribadi – Bisnis RBT marak karena...Jun 29, 2017 0
Perkembangan Bisnis Game Online – Bisnis game online...Nov 07, 2017 0
Sepak Terjang Iwan Bomba Dalam Membangun Bisnis –...Nov 07, 2017 0
Menghasilkan Rupiah Bisnis di Instagram – Bisnis...Nov 01, 2017 0
Investasi Untuk Pemula – Sejak memiliki penghasilan,...Oct 31, 2017 0
Produk Wajib Dimiiki Setelah Menikah – Salah satu...Oct 27, 2017 0
Mengatur Keuangan Untuk Single Parent – Dalam...